Sabtu, 27 Januari 2018

Kembali ke Pondok Halaman


 

Menjadi seorang guru yang da'i merupakan salah satu prinsip yang dipegang mahasiswa STKIP Al Hikmah Surabaya. Hal ini ditunjukkan dari program KKN yang ditugaskan setiap semester ganjil ke TPQ atau mushola yang ada disekitar tempat KKN. Disana mahasiswa diwajibkan untuk mengajar ngaji para siswa yang ada di dalam TPQ tersebut. Alhamdulillah saya KKN di sekolah asal saya sekaligus saya kembali ke pondok saya dulu untuk mengajar ngaji disana. Ketika datang pertama kali disana saya disambut oleh musrif sekaligus teman saya seperjuangan. namanya saipul, dia merupakan teman saya dari SMP sampai di surga, Ehm.. ciee... :)  dia sangat senang menyambut kedatangan saya disana. Maklum, sebelumnya dia selalu sendiri karena hanya diminta menerima setoran anak-anak, otomatis ketika anak-anak pergi sekolah dia hanya sendirian dikamarnya.
Sesampainya di pondok saya langsung ijin kepala pondok saya dan langsung disetujui tanpa ada halangan sedikit pun. Mungkin karena saya masih dianggap keluarga besar pondok jadi ketika saya ijin untuk tinggal disana selama beberapa hari saya disambut dengan sambutan yang luar biasa. Sampai-sampai ketika kepala pondok saya bertanya seperti ini.
“Mas, mau disini sampai kapan?” tanya kepala pondok saya.
“Insyaallah seminggu ustadz” jawab saya langsung.
“Lho mas, saya kira setahun mas disini,” sambil tertawa dan berlalu meninggalkan saya.
Saya sempat terharu mendengar beliau berkata seperti itu, ini menunjukkan kalau kehadiran saya di pondok sangat dibutuhkan. Berhubung musrifnya disana memang kurang sehingga kehadiran saya disana walaupun sebentar mungkin bisa meringankan pekerjaan  musrif disana.
Disana saya tidur bersama dengan teman saya di sebuah kamar yang luas dan nyaman untuk ditiduri. Untuk makannya saya juga tinggal mengambil makan di dapur sama dengan musrif-musrif yang lain. Saya sebagai tamu terkadang merasa sungkan dengan santri yang lain sehingga saya tidak berani mengambil makanan sendirian. Namun, perbuatanku yang seperti itu ditegur oleh musrif yang lain seperti ini.
“Il, kamu sudah makan atau belum?” tanya musrif saya.
“Sudah ustadz,” jawabku dengan lemas.
“Makan apa kamu?” tanya ustadz saya dengan nada mengejek.
“Tadi saya makan roti ustadz,” jawab saya kembali.
“Pul.. sana ajak ismail makan, enggak usah malu dan sungkan kalau disini,” jawab musrif dengan tersenyum.
Begitulah saya merasa kekeluargaan yang besar diantara kami semua dan inilah hal yang membuat saya tidak mungkin melupakan pondok tercinta ini.
Kegiatan saya selama disana sangat padat, dari pagi sampai siang saya di sekolah dan sore sampai malam saya di pondok menerima setoran santri-santri disana. Saya menerima setoran santri kelas 8 MTs yang berjumlah sekitar 12 anak. Soal hafalan mereka sangat jauh bila dibandingkan dengan diri saya pribadi. Rata-rata mereka sudah hafal 2 juz (juz 30 dan 29) bahkan ada salah satu santri yang sudah hafal 4 juz, subhanallah..
Di pondok, saya juga diminta mementoringi santri kelas 9 MTs ketika diadakan liqo’. Saya sangat senang bisa berbagi pengalaman dengan mereka sekaligus saya bisa menasehati mereka agar lebih baik dari pada saya ketika saya berada di pondok ini.
Selain kesibukan yang saya sebutkan tadi, saya sempat diminta untuk menjadi penasehat sebuah organisasi disana. Nama organisasi tersebut adalah “IKAPERISMAJA” (Ikatan Pelajar Islam Ma’ahid Jepara) tentang masalah keorganisasian. Berutungnya saya yang mengetahui sedikit ilmu organisasi dari kakak HIMAPTIKA Al Hikmah sehingga saya dapat bebagi ilmu kepada adik-adikku yanga ada disana.

Detik berganti detik, menit berganti menit jam berganti jam dan hari pun ikut berganti hari. Tak terasa saya sudah di pondok selama 10 hari melebihi target saya disana. Berat rasanya meninggalkan kota kudus ini yang sudah saya anggap sebagai rumah kedua saya. Tetapi saya harus meninggalkannya untuk melanjutkan perjuangan saya di STKIP AL HIKMAH. Musrif saya melakukan perpisahan kecil-kecilan dengan menraktir saya nasi goreng dan beliau rela tidur dikamar saya semalam untuk ngobrol-ngobrol dengan saya. Terimakasih Ma’ahid ilmu yang engkau berikan pada saya. Semoga saya kelak bisa membalas apa yang sudah engkau berikan kepada saya amiin.. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DALAM PRAMUKA: MENGGUNAKAN METODE YANG RELEVAN

Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi yang efektif untuk memenuhi kebutuhan beragam siswa, dan gerakan pramuka menawarkan berbagai ...