Menjadi seorang guru yang da'i merupakan
salah satu prinsip yang dipegang mahasiswa STKIP Al Hikmah Surabaya. Hal ini
ditunjukkan dari program KKN yang ditugaskan setiap semester ganjil ke TPQ atau mushola yang ada disekitar tempat KKN. Disana mahasiswa diwajibkan
untuk mengajar ngaji para siswa yang ada di dalam TPQ tersebut. Alhamdulillah
saya KKN di sekolah asal saya sekaligus saya kembali ke pondok saya dulu untuk
mengajar ngaji disana. Ketika datang pertama kali disana saya disambut oleh
musrif sekaligus teman saya seperjuangan. namanya saipul, dia merupakan teman
saya dari SMP sampai di surga, Ehm.. ciee... :) dia sangat senang menyambut
kedatangan saya disana. Maklum, sebelumnya dia selalu sendiri karena hanya
diminta menerima setoran anak-anak, otomatis ketika anak-anak pergi sekolah dia
hanya sendirian dikamarnya.
Sesampainya di pondok saya langsung ijin
kepala pondok saya dan langsung disetujui tanpa ada halangan sedikit pun.
Mungkin karena saya masih dianggap keluarga besar pondok jadi ketika saya ijin
untuk tinggal disana selama beberapa hari saya disambut dengan sambutan yang
luar biasa. Sampai-sampai ketika kepala pondok saya bertanya seperti ini.
“Mas, mau disini sampai kapan?” tanya
kepala pondok saya.
“Insyaallah seminggu ustadz” jawab saya
langsung.
“Lho mas, saya kira setahun mas disini,”
sambil tertawa dan berlalu meninggalkan saya.
Saya sempat terharu mendengar beliau
berkata seperti itu, ini menunjukkan kalau kehadiran saya di pondok sangat
dibutuhkan. Berhubung musrifnya disana memang kurang sehingga kehadiran saya
disana walaupun sebentar mungkin bisa meringankan pekerjaan musrif disana.
Disana saya tidur bersama dengan teman
saya di sebuah kamar yang luas dan nyaman untuk ditiduri. Untuk makannya saya
juga tinggal mengambil makan di dapur sama dengan musrif-musrif yang lain. Saya
sebagai tamu terkadang merasa sungkan dengan santri yang lain sehingga saya
tidak berani mengambil makanan sendirian. Namun, perbuatanku yang seperti itu
ditegur oleh musrif yang lain seperti ini.
“Il, kamu sudah makan atau belum?” tanya
musrif saya.
“Sudah ustadz,” jawabku dengan lemas.
“Makan apa kamu?” tanya ustadz saya dengan
nada mengejek.
“Tadi saya makan roti ustadz,” jawab saya
kembali.
“Pul.. sana ajak ismail makan, enggak usah
malu dan sungkan kalau disini,” jawab musrif dengan tersenyum.
Begitulah saya merasa kekeluargaan yang
besar diantara kami semua dan inilah hal yang membuat saya tidak mungkin
melupakan pondok tercinta ini.
Kegiatan saya selama disana sangat padat,
dari pagi sampai siang saya di sekolah dan sore sampai malam saya di pondok
menerima setoran santri-santri disana. Saya menerima setoran santri kelas 8 MTs
yang berjumlah sekitar 12 anak. Soal hafalan mereka sangat jauh bila
dibandingkan dengan diri saya pribadi. Rata-rata mereka sudah hafal 2 juz (juz
30 dan 29) bahkan ada salah satu santri yang sudah hafal 4 juz, subhanallah..
Di pondok, saya juga diminta mementoringi
santri kelas 9 MTs ketika diadakan liqo’. Saya sangat senang bisa berbagi pengalaman
dengan mereka sekaligus saya bisa menasehati mereka agar lebih baik dari pada
saya ketika saya berada di pondok ini.
Selain kesibukan yang saya sebutkan tadi,
saya sempat diminta untuk menjadi penasehat sebuah organisasi disana. Nama
organisasi tersebut adalah “IKAPERISMAJA” (Ikatan Pelajar Islam Ma’ahid Jepara)
tentang masalah keorganisasian. Berutungnya saya yang mengetahui sedikit ilmu
organisasi dari kakak HIMAPTIKA Al Hikmah sehingga saya dapat bebagi ilmu
kepada adik-adikku yanga ada disana.
Detik berganti detik, menit berganti menit
jam berganti jam dan hari pun ikut berganti hari. Tak terasa saya sudah di
pondok selama 10 hari melebihi target saya disana. Berat rasanya meninggalkan
kota kudus ini yang sudah saya anggap sebagai rumah kedua saya. Tetapi saya
harus meninggalkannya untuk melanjutkan perjuangan saya di STKIP AL HIKMAH.
Musrif saya melakukan perpisahan kecil-kecilan dengan menraktir saya nasi
goreng dan beliau rela tidur dikamar saya semalam untuk ngobrol-ngobrol dengan
saya. Terimakasih Ma’ahid ilmu yang engkau berikan pada saya. Semoga saya kelak
bisa membalas apa yang sudah engkau berikan kepada saya amiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar