Minggu, 16 Mei 2021

putus-putus

 


berbuka bagi orang yang puasa, bahagianya tak terhingga rasanya. Setelah bersusah-susah menahan lapar dan dahaga akhirnya saat yang ditunggu tiba. Makan dan minum yang awalnya tak bisa sekarang saatnya sudah tiba, bisa makan dan minum sepuasnya. Bagi anak kecil yang baru mau belajar puasa akan melihat puasa dari sisi nikmatnya berbuka saja. Makanan yang sebelumnya tidak ada pas waktu berbuka semuanya jadi ada. Bagaimana anak kecil tidak senang melihatnya?

Nikmatnya berbuka hanya luarnya saja, ketika anak-anak mencoba menjalani puasa. Baru mereka merasa, ternyata rasanya tak semulus yang mereka duga. Waktu berbuka seakan lebih lama karena adzan magrib yang mereka tunggu-tunggu tak kunjung tiba. Badan lemas, jika ingin bermain seperti hari-hari biasanya mereka kini berpikir duakali untuk melakukannya. Dilemma karena harus memilih untuk lanjut puasa atau batal karena tak kuat menahan lapar dan dahaga setelah bermain bersama-sama. Bagi anak-anak, indahnya berbuka ternyata hanya nampak luarnya saja. Setelah mereka dalami puasa, baru dia tahu kalau puasa tak seindah berbuka yang dikira.

Diatas hanyalah permisalan orang yang melihat pada hasilnya saja. Di dunia, orang itu hanya melihat pada hasilnya saja, mereka tidak peduli seberat apapun perjuangan didalamnya. Maka seenaknya saja berkomentar adalah hak mereka. Jika tak ingin disakiti karena komentar, buktikan ke mereka bahwa dirimu tak layak dihina. Hari ini gagal atau kalah tidak mengapa, tapi harus secepatnya melakukan perbaikan agar bisa lebih baik. Orang-orang melihat keberhasilanmu sama seperti melihat gambar 3 dimensi. Garis yang nampak diluar digambarkan dengan garis lurus mulus tak terputus. Sedangkan garis yang terletak didalam bangun, untuk menandakan garis itu terletak dibelakang bidang digambarkan dengan garis putus-putus. Bagi orang lain, keberhasilan kita memang terlihat mulus diluar, tapi mereka tidak tahu bahwa ada berkali-kali gagal lalu bangkit lagi, berkali-kali frustasi lalu usaha lagi. Seperti garis putus-putus, tak terhitung berapa kali garis itu hilang/terhapus, tapi sebanyak apapun garis itu putus, sebanyak itu pula garis itu mucul.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DALAM PRAMUKA: MENGGUNAKAN METODE YANG RELEVAN

Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi yang efektif untuk memenuhi kebutuhan beragam siswa, dan gerakan pramuka menawarkan berbagai ...