Orang pintar tidak harus
selamanya menjadi orang pintar. Orang bodoh adakalanya lebih unggul dari pada orang
pintar yaitu ketika orang bodoh lebih pintar dari orang pintar. Emang susah
jadi orang pintar, ia tak akan puas sebelum segala hal diketahui dan dikuasai. Jatuh
cinta pada ilmu itu berat, “harus tahu” menjadi suatu yang harus dipenuhi dulu
sebelum apapun. Harus tahu untung ruginya, harus tahu alasanya, harus tahu asal
usulnya dan harus tahu-harus tahu yang lainnya. Tak heran jika banyak tanya, banyak
berpikir, suka membaca dan sifat-sifat yang lainya menjadi ciri-ciri yang
lumrah ditemukan pada kategori orang-orang pintar. Apa kamu juga?
Bisa enggak kalau kita itu tak melulu
“harus tahu” dulu. Terlalu banyak mikir tapi sedikit aksi bisa jadi salah satu
sebab laju kemajuan bangsa menjadi rendah. Bagaimana tidak? sekedar contoh, dari dulu sampai sekarang sudah ada ribuan
anak bangsa yang telah menguasai teori tentang pesawat terbang namun hingga kini sudah berapa banyak pesawat terbang yang telah dihasilkan? kalau dahulu pak Habibie pernah memperjuangkan
tentang narasi produksi pesawat terbang. Dan jika sampai sekarang kita masih memperjuangkan narasi yang sama. Perlu dipertanyakan, kira-kira sudah kita sudah berapa banyak tertinggal?
Tanpa bermaksud menyalahkan siapapun, orang
pintar tidak harus selamanya jadi orang pintar. Adakalanya orang pintar berganti
sikap menjadi orang bodoh. Orang bodoh itu memang tak pandai mempertimbangkan keuntungan
tapi dia pandai melihat peluang. Orang bodoh memang dari segi pengetahuan kurang
tapi hal itulah yang menjadi sumber keberanian. Kata guru matematika dulu,
jangan mengerjakan matematika hanya dengan “diawang” (dibayangkan) saja. Karena meskipun
dengan dibayangkan saja sudah ketemu jawabannya, kita tetap harus menvisualisasikan caranya. Karena untuk membuktikan pada gurumu, jawabanmu memang murni
dari usahamu sendiri bukan dari contekanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar