Senin, 17 Mei 2021

eksekusi

Orang pintar tidak harus selamanya menjadi orang pintar. Orang bodoh adakalanya lebih unggul dari pada orang pintar yaitu ketika orang bodoh lebih pintar dari orang pintar. Emang susah jadi orang pintar, ia tak akan puas sebelum segala hal diketahui dan dikuasai. Jatuh cinta pada ilmu itu berat, “harus tahu” menjadi suatu yang harus dipenuhi dulu sebelum apapun. Harus tahu untung ruginya, harus tahu alasanya, harus tahu asal usulnya dan harus tahu-harus tahu yang lainnya. Tak heran jika banyak tanya, banyak berpikir, suka membaca dan sifat-sifat yang lainya menjadi ciri-ciri yang lumrah ditemukan pada kategori orang-orang pintar. Apa kamu juga?

Bisa enggak kalau kita itu tak melulu “harus tahu” dulu. Terlalu banyak mikir tapi sedikit aksi bisa jadi salah satu sebab laju kemajuan bangsa menjadi rendah. Bagaimana tidak? sekedar contoh, dari dulu sampai sekarang sudah ada ribuan anak bangsa yang telah menguasai teori tentang pesawat terbang namun hingga kini sudah berapa banyak pesawat terbang yang telah dihasilkan? kalau dahulu pak Habibie pernah memperjuangkan tentang narasi produksi pesawat terbang. Dan jika sampai sekarang kita masih memperjuangkan narasi yang sama. Perlu dipertanyakan, kira-kira sudah kita sudah berapa banyak tertinggal?

Tanpa bermaksud menyalahkan siapapun, orang pintar tidak harus selamanya jadi orang pintar. Adakalanya orang pintar berganti sikap menjadi orang bodoh. Orang bodoh itu memang tak pandai mempertimbangkan keuntungan tapi dia pandai melihat peluang. Orang bodoh memang dari segi pengetahuan kurang tapi hal itulah yang menjadi sumber keberanian. Kata guru matematika dulu, jangan mengerjakan matematika hanya dengan “diawang” (dibayangkan) saja. Karena meskipun dengan dibayangkan saja sudah ketemu jawabannya, kita tetap harus menvisualisasikan caranya. Karena untuk membuktikan pada  gurumu, jawabanmu memang murni dari usahamu sendiri bukan dari contekanmu.

 

 

Minggu, 16 Mei 2021

putus-putus

 


berbuka bagi orang yang puasa, bahagianya tak terhingga rasanya. Setelah bersusah-susah menahan lapar dan dahaga akhirnya saat yang ditunggu tiba. Makan dan minum yang awalnya tak bisa sekarang saatnya sudah tiba, bisa makan dan minum sepuasnya. Bagi anak kecil yang baru mau belajar puasa akan melihat puasa dari sisi nikmatnya berbuka saja. Makanan yang sebelumnya tidak ada pas waktu berbuka semuanya jadi ada. Bagaimana anak kecil tidak senang melihatnya?

Nikmatnya berbuka hanya luarnya saja, ketika anak-anak mencoba menjalani puasa. Baru mereka merasa, ternyata rasanya tak semulus yang mereka duga. Waktu berbuka seakan lebih lama karena adzan magrib yang mereka tunggu-tunggu tak kunjung tiba. Badan lemas, jika ingin bermain seperti hari-hari biasanya mereka kini berpikir duakali untuk melakukannya. Dilemma karena harus memilih untuk lanjut puasa atau batal karena tak kuat menahan lapar dan dahaga setelah bermain bersama-sama. Bagi anak-anak, indahnya berbuka ternyata hanya nampak luarnya saja. Setelah mereka dalami puasa, baru dia tahu kalau puasa tak seindah berbuka yang dikira.

Diatas hanyalah permisalan orang yang melihat pada hasilnya saja. Di dunia, orang itu hanya melihat pada hasilnya saja, mereka tidak peduli seberat apapun perjuangan didalamnya. Maka seenaknya saja berkomentar adalah hak mereka. Jika tak ingin disakiti karena komentar, buktikan ke mereka bahwa dirimu tak layak dihina. Hari ini gagal atau kalah tidak mengapa, tapi harus secepatnya melakukan perbaikan agar bisa lebih baik. Orang-orang melihat keberhasilanmu sama seperti melihat gambar 3 dimensi. Garis yang nampak diluar digambarkan dengan garis lurus mulus tak terputus. Sedangkan garis yang terletak didalam bangun, untuk menandakan garis itu terletak dibelakang bidang digambarkan dengan garis putus-putus. Bagi orang lain, keberhasilan kita memang terlihat mulus diluar, tapi mereka tidak tahu bahwa ada berkali-kali gagal lalu bangkit lagi, berkali-kali frustasi lalu usaha lagi. Seperti garis putus-putus, tak terhitung berapa kali garis itu hilang/terhapus, tapi sebanyak apapun garis itu putus, sebanyak itu pula garis itu mucul.

 

 

Jumat, 14 Mei 2021

bersama


Untuk setiap orang, kebersamaan mempunyai arti yang berbeda-beda. Ada kalanya segala hal yang membuat orang bahagia akan menjadi tidak berarti lagi jika tanpa ada kebersamaan. Seandainya seluruh dunia dan juga isinya mampu menggantikan kebersamaan niscaya semua orang akan berebut untuk mengusahakannya, namun tidak bisa. Hal ini menandakan saking pentingnya dan berharganya kebersamaan itu. Maka jangan heran ada orang yang bahagia tanpa harta dan juga ada yang punya harta namun tak pernah bahagia.

Lebaran tahun ini, kita sedih melihat ada yang tak bisa membersamai di hari fitri. Mungkin bagi yang merasakannya, rasanya seperti himpunan bilangan cacah tanpa nol. Bilangan cacah tidak akan menjadi bilangan cacah jika tidak ada bilangan nol. Seperti itulah kira-kira yang dirasakan sebuah keluarga yang menunggu kedatangan anggota keluarganya yang lain. Lebaran tahun ini memanglah beda dari lebaran tahun-tahun sebelumnya, lebaran ini seakan hampa tanpa kebersamaan. Meskipun bisa sedikit terobati dengan temu virtual, namun air mata tetap menetes pertanda kesedihan itu masih belum hilang.

Bersyukurlah bagi kita yang masih merasakan kebersamaan. Bagi saat ini yang tidak merasakannya, kebersamaan itu mahal adanya. Bagi yang sedang bersedih tahun ini tidak menemukan kebersamaan, masih ada harapan entah tahun depan atau entah kapan bisa menjumpai kebersamaan. Kebersamaannya itu hanya ditunda untuk sementara. Bagi orang yang merasa kebersamaan itu sudah tak mungkin lagi dirasa, tenanglah masih ada banyak kebahagian yang bisa menggantinya. Teruslah bahagia sampai akhirnya kebersamaan itu tercipta kelak lewat jalan surga.

 

Kamis, 13 Mei 2021

awal bukanlah akhir

Andai kehidupan ini seperti lingkaran, pasti tidak akan mungkin kita temukan awal dan juga akhir kehidupan. Jika hidup itu adalah lingkaran, rasanya pasti membosankan, hidup hanya berputar pada cerita yang sama dan tak tahu kapan berakhirnya. Lantas jika hidup benar-benar sebuah lingkaran, seperti apa rasanya jadi pendosa? mereka harus melakukan kesalahan yang sama terus menerus tanpa ada kesempatan untuk mengakhiri kesalahannya dan mengawali kehidupannya yang baru. Untunglah hidup bukan seperti lingkaran. Akan selalu kita temukan awal dan juga akan selalu kita temukan akhir.

                Di tengah perdebatan antara awal dan akhir ingatlah kedua hal itu tidak akan berarti tanpa ada keyakinan. Keyakinanlah yang menggerakkan kita untuk segera mengakhiri dan membuka awal baru yang lebih baik dari sebelumnya. Semua pilihan memang penuh pertanggungjawaban, terkadang keyakinanlah yang membuat kita memilih bertahan atau beralih jalan. Satuhal yang tidak kusenangi dari kedua hal itu. Akhir, akan menghadirkan kesedihan dan penyesalan sedangkan awal mendatangkan kesenangan dan harapan.

                Momen syawal merupakan salah satu momen untuk membuka awal yang baru. Setelah bermukhasabah selama 1 bulan penuh, keyakinan menggerakkan kita untuk mengakhiri semua hal buruk yang pernah kita lakukan di kehidupan yang lalu dan membuka lembaran baru. Awal bukanlah akhir, awal adalah kesempatan untuk memperbaiki akhir. Beribu permohonan maaf dari saya atas banyaknya kesalahan, semoga di hari yang fitri allah SWT berkenan menerima amal ibadah kita semua, amiin..

Taqabballahhuminna wa minkum,

Minal aidzin wal faidzin,

Mohon maaf lahir dan batin.

1 Syawal 1442 H/13 Mei 2021

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DALAM PRAMUKA: MENGGUNAKAN METODE YANG RELEVAN

Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi yang efektif untuk memenuhi kebutuhan beragam siswa, dan gerakan pramuka menawarkan berbagai ...