Disclaimer dulu ya, bahasan kita kali
ini bukan tentang wanita atau pria yang berpose di depan kamera. Tapi model yang dimaksud disini adalah sesuatu
yang dapat dicontoh atau ditiru. Kita mempunyai cara masing-masing untuk memahami
sesuatu. Misalkan, Ada yang lebih nyaman belajar dengan mendengarkan, cara ini
disebut auditori. Ada juga yang perlu melibatkan motorik supaya belajar tidak membosankan,
cara ini disebut kinestetik. Meskipun kita mempunyai berbagai macam gaya
belajar, kita sepakat dalam rangka memahami sesuatu minimal kita harus membutuhkan
2 hal yaitu teori dan model. Teori bersifat konseptual dan abstrak yang
terletak didalam pikiran. Sedangkan model bentuknya aplikatif dan konstektual. Kedua
hal ini saling mendukung satu sama lain, teori menjadi landasan suatu model
diciptakan dan model menjadi bentuk akhir dari teori.
Sederhananya, pemahaman menggunakan
teori tanpa diaplikasikan dalam bentuk model tidak akan menghasilkan pemahaman yang
bermakna. Sedangkan model tanpa kajian teori yang mendalam akan diragukan dan tidak
berguna. Apabila kita buka buku di sekolah-sekolah didalamnya pasti memuat
teori beserta model. Guru ketika menyampaikan materi baru, biasanya akan
diawali dengan pendalaman materi beserta contoh soal yang banyak. Hal ini dilakukan
agar menghasilkan pemahaman yang sempurna bagi siswa. Meskipun demikian, hal
diatas tidak menjadi alasan untuk meremehkan apabila menemukan teori yang belum
mempunyai model dan juga ketika kita menemukan model tanpa dasar teori yang
jelas.
Agak melebar dari pembahasan
diatas, kita mungkin harus bersyukur atas pemberian islam di kehidupan kita. Karena
apa? Islam telah menyediakan teori-teori lengkap dengan modelnya untuk menjadi
pedoman menjalani kehidupan. Tidak hanya itu, sejarah telah membuktikan bahwa
teori dan model yang disediakan islam benar-benar manjur ketika digunakan. Kita
dapat mengetahui perbedaan bangsa arab sebelum dan sesudah islam. Bangsa yang terbelakang
berubah menjadi pusat peradaban dunia disaat islam diterapkan. Namun sekarang
fakta-fakta tersebut malah dibentur-benturkan dengan berbagai hal yang menjadikan
krisis jati diri pada orang islam.
Saya yakin, kebenaran tidak akan pernah
bisa dihentikan. Yang hari ini masih takut jika melihat orang bercerita tentang
sejarah islam, yuk hidupkan lagi hati nuraninya. Yang hari ini masih takut
belajar akidah islam, yuk hidupkan lagi nuraninya. Yang hari ini masih takut belajar
Al Quran, yuk hidupkan lagi hati nuraninya. Jangan-jangan pemahaman yang
sekarang kita pegang belum sempurna antara teori dan modelnya. Jangan-jangan selama
ini kita tidak takut pada islamnya tapi kita hanya takut keluar dari zona
nyaman kita. Sehingga Islam yang seharusnya dijadikan sebagai lentera di tengah
gelapnya malam malah dijadikan sebagai kambing hitam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar