Selasa, 31 Agustus 2021

Pythaghoras



Ada cerita menarik dibalik munculnya Teorema Pythaghoras. Asal usul nama Pythaghoras diambil dari seorang ahli matematika yunani yang mempopulerkan teorema tersebut. Faktanya Pythaghoras bukanlah penemu teorema tersebut, Pythaghoras hanya menyampaikan Teorema itu ke peradaban Yunani lalu sebagai bentuk apresiasi nama Pythaghoras dipakai untuk menamai teorema yang sebenarnya bukan dia yang menemukan. 

Dari kisah Pythaghoras kita belajar bahwa hanya dengan sebatas menyampaikan ilmu, nama Pythaghoras dapat menyejarah. banyak dari kita yang justru lebih memilih menyimpan pengetahuan dari pada menyampaikannya. Alasannya klasik, dirinya merasa kurang pantas untuk menyampaikan ilmu yang telah diketahuinya. Dia memilih agar orang lain lah yang lebih berhak untuk menyampaikannya dari pada dirinya sendiri.

Dan akhirnya, ilmu yang seharusnya bisa dia sampaikan sendiri, diambil alih oleh orang lain yang menyampaikan. Mending ada yang menggantikan menyampaikan ilmu, bagaiamana kalau jadinya ilmu itu tidak ada yang menyampaikan. Sungguh rugi kalau ada ilmu yang berhenti pada diri kita sendiri sebelum kita sempat menyampaikan pada orang lain. 

Coba bayangkan jika dulu Pythaghoras tidak menyampaikan Teorema ini ke peradaban Yunani. Mungkin hari ini kita tidak akan mengenal yang namanya Teorema Pythaghoras. 

Yuk mulai jadi generasi Pythaghoras yang berani menyampaikan ilmu meskipun bukan dia yang menemukan ilmu tersebut. Tentu perjuangan Pythaghoras menemukan Teorema itu tidak mudah, ia harus mengumpulkan ilmu dari daerah² yang berbeda-beda. 

Berdasarkan kisah ini, kita belajar kalau ingin menyejarah, kuncinya adalah niatkan mencari ilmu untuk disampaikan lagi bukan untuk dipendam. Seperti itu kira-kira... 


Senin, 30 Agustus 2021

rasa



Matematika terkenal sebagai ilmu yang mempelajari tentang logika. Biasanya orang-orang matematika akan lebih banyak menggunakan logika dari pada rasa. Hal ini karena mereka ketika mempelajari matematika secara tidak langsung dilatih bagaiamana cara berlogika yang benar. Ada yang bilang bahwa matematika itu bukanlah sekedar berhitung, tapi matematika mengajarkan kita bagaimana cara kita berpikir. Mungkin yang menjadikan matematika seperti itu adalah karakteristik matematika itu sendiri yaitu abstrak sehingga matematika melulu berkutat dalam alam pikiran.

Banyak yang mengira bahwa berpikir hanya berhubungan dengan otak. Padahal dalam prakteknya, yang mengarahkan otak untuk berfikir adalah hati. Hati menghasilkan rasa yang kemudian dieksekusi oleh otak sehingga menghasilkan pikiran. Contohnya bisa dilihat ketika kita dihadapkan pada soal matematika, kebanyakan dari kita yang tidak suka matematika akan mengatakan soal ini saya "rasa" sulit untuk dikerjakan. Padahal otak kita sama sekali belum memproses soal² tersebut. Tapi kita sudah mengatakan susah diawal. Itulah peran dari hati. Saat kita rasa soal matematika yang ada dihadapan ini susah, secara otomatis hati akan mengarahkan otak kita untuk susah mengerjakan soal tersebut. Begitu sebaliknya, saat hati kita yakin bahwa soal ini akan mudah, secara otomatis hati akan mengarahkan otak kita mengerjakan soal itu dengan mudah. 

Seorang ilmuwan yang memiliki kemampuan merasa yang tinggi akan menghasilkan sebuah karya yang luar biasa. Karya yang diciptakan akan didasari dari kepekaan disekitarnya meskipun belum ada data dan teori yang mendasari. Ilmuwan seperti ini akan menangis jika melihat penindasan, kebodohan, dan ketidak adilan di sekitarnya. Air mata itulah yang akan mendasari karya-karyanya. Mereka berkarya bukan untuk menghasilkan materi melainkan atas dasar hati nurani. Berbeda dengan orang-orang yang berilmu yang kualitas hatinya kotor, tidak akan bisa peka terhadap apa yang ada disekitarnya. Boro-boro peka, malahan semua rela ia korbankan asalkan bisa meningkatkan kualitas hidup dirinya sendiri. 

Sadarilah, bahwa ada yang lebih penting untuk diasah dari pada otak yaitu hati. Persoalan hati adalah persoalan ketuhanan. Oleh karena itu salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengasah hati kita yaitu dengan cara mendekatkan diri kita pada Allah. Hati juga sangat cepat berubah-ubah. Agar hati tetap dalam kualitas terbaiknya, perlu kita untuk berdoa pada sang pemilik hati. 

"Wahai sang pemilik hati, tetapkanlah hatiku didalam agamaMu dan dalam ketaatan kepadaMu..."



Sabtu, 21 Agustus 2021

Model

 


Disclaimer dulu ya, bahasan kita kali ini bukan tentang wanita atau pria yang berpose di depan kamera.  Tapi model yang dimaksud disini adalah sesuatu yang dapat dicontoh atau ditiru. Kita mempunyai cara masing-masing untuk memahami sesuatu. Misalkan, Ada yang lebih nyaman belajar dengan mendengarkan, cara ini disebut auditori. Ada juga yang perlu melibatkan motorik supaya belajar tidak membosankan, cara ini disebut kinestetik. Meskipun kita mempunyai berbagai macam gaya belajar, kita sepakat dalam rangka memahami sesuatu minimal kita harus membutuhkan 2 hal yaitu teori dan model. Teori bersifat konseptual dan abstrak yang terletak didalam pikiran. Sedangkan model bentuknya aplikatif dan konstektual. Kedua hal ini saling mendukung satu sama lain, teori menjadi landasan suatu model diciptakan dan model menjadi bentuk akhir dari teori.

Sederhananya, pemahaman menggunakan teori tanpa diaplikasikan dalam bentuk model tidak akan menghasilkan pemahaman yang bermakna. Sedangkan model tanpa kajian teori yang mendalam akan diragukan dan tidak berguna. Apabila kita buka buku di sekolah-sekolah didalamnya pasti memuat teori beserta model. Guru ketika menyampaikan materi baru, biasanya akan diawali dengan pendalaman materi beserta contoh soal yang banyak. Hal ini dilakukan agar menghasilkan pemahaman yang sempurna bagi siswa. Meskipun demikian, hal diatas tidak menjadi alasan untuk meremehkan apabila menemukan teori yang belum mempunyai model dan juga ketika kita menemukan model tanpa dasar teori yang jelas.  

Agak melebar dari pembahasan diatas, kita mungkin harus bersyukur atas pemberian islam di kehidupan kita. Karena apa? Islam telah menyediakan teori-teori lengkap dengan modelnya untuk menjadi pedoman menjalani kehidupan. Tidak hanya itu, sejarah telah membuktikan bahwa teori dan model yang disediakan islam benar-benar manjur ketika digunakan. Kita dapat mengetahui perbedaan bangsa arab sebelum dan sesudah islam. Bangsa yang terbelakang berubah menjadi pusat peradaban dunia disaat islam diterapkan. Namun sekarang fakta-fakta tersebut malah dibentur-benturkan dengan berbagai hal yang menjadikan krisis jati diri pada orang islam.

Saya yakin, kebenaran tidak akan pernah bisa dihentikan. Yang hari ini masih takut jika melihat orang bercerita tentang sejarah islam, yuk hidupkan lagi hati nuraninya. Yang hari ini masih takut belajar akidah islam, yuk hidupkan lagi nuraninya. Yang hari ini masih takut belajar Al Quran, yuk hidupkan lagi hati nuraninya. Jangan-jangan pemahaman yang sekarang kita pegang belum sempurna antara teori dan modelnya. Jangan-jangan selama ini kita tidak takut pada islamnya tapi kita hanya takut keluar dari zona nyaman kita. Sehingga Islam yang seharusnya dijadikan sebagai lentera di tengah gelapnya malam malah dijadikan sebagai kambing hitam.

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DALAM PRAMUKA: MENGGUNAKAN METODE YANG RELEVAN

Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi yang efektif untuk memenuhi kebutuhan beragam siswa, dan gerakan pramuka menawarkan berbagai ...