Ada tiga tipikal orang saat sedang
belajar matematika. Pertama adalah orang pro player atau orang dengan tingkat
kecerdasan diatas rata-rata manusia normal. Orang ini bisa merasakan kecantikan
alami yang dikeluarkan oleh matematika. Semakin otaknya dibuat bingung oleh
matematika, semakin bernafsu Ia untuk mempelajari matematika. Dan ketika dia
sudah berhasil menemukan jawaban setelah berpayah – payah menghitung dan
mencoba, senyum yang muncul dari wajahnya ibarat senyum bayi yang baru pertama
kali melihat wajah kedua orang tuanya. Indah sekali tidak bisa dilukiskan oleh
kata – kata pokoknya, ada yang seperti itu?hehe.. ada kok.
Kedua adalah tipikal orang biasa yang
harus dijelaskan, diberi contoh dan diberikan latihan baru bisa paham matematika.
Biasanya orang – orang seperti ini adalah tipe orang yang mencari aman dalam
hidupnya. Kenapa? Karena ketika pelajaran berlangsung, sebenarnya dia tidak
paham apa yang dijelaskan oleh gurunya tapi dia memilih untuk tetap diam
memperhatikan. Meskipun demikian, berkat dia mendengarkan dan memperhatikan apa
yang dijelaskan oleh gurunya itu, yang awalnya tidak paham akan menjadi paham
seiiring dengan berjalannnya waktu. Yang paling menarik dari tipikal yang kedua
ini adalah ketika sudah berhasil memahami matematika mereka akan berkata “oh
ternyarta hanya gini doang” sambil mengangguk – anggukan kepalanya. Nggehhh…
Tipe yang ketiga adalah orang
yang tidak butuh sama sekali untuk dijelaskan dan tidak butuh diberi latihan
ketika sedang belajar matematika. Orang
seperti ini adalah orang yang dimana jiwa dan raganya akan secara otomatis menolak
dengan segala macam hal yang terkait dengan matematika. Berbeda dengan yang
kedua, tipikal ini tidak pernah mau untuk mendengarkan gurunya menjelaskan,
mereka akan asyik dengan dunianya sendiri – sendiri. Dalam satu kasus ditemukan
juga orang dengan tipikal seperti ini akan langsung pusing ketika melihat angka
– angka atau symbol yang berkaitan dengan matematika. Namun kekurangan dari
tipikal ini adalah mereka biasanya terdiri dari orang – orang yang cantik dan
tampan. Sayang sekali tapi seperti itulah kenyataannya.
Tulisan diatas bukan bermaksud
untuk merendahkan seseorang ataupun mengolok – olok orang. Juga tidak bermaksud
untuk mengelompokkan dan menjudge orang berdasarkan kemampuan dan keterbatasan
yang dimilikinya. Penulis sudah bahas ditulisan – tulisan sebelumnya tentang
kelebihan manusia, tentang pilihan – pilihan hidup manusia dsb. Tulisan ini
ditulis karena terdapat unsur ketidak sengajaan penulis dalam mencurahkan ide dan
gagasannya. Apabila ada kesamaan nama, rasa dan pengalaman itu hanyalah
kebetulan semata. Sekali lagi kepada yang tersinggung membaca tulisan ini
penulis mohon maaf yang sebesar – besarnya karena penulis tidak sengaja menulis
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar