Minggu, 14 Juni 2020

GAK SENGAJA


Ada tiga tipikal orang saat sedang belajar matematika. Pertama adalah orang pro player atau orang dengan tingkat kecerdasan diatas rata-rata manusia normal. Orang ini bisa merasakan kecantikan alami yang dikeluarkan oleh matematika. Semakin otaknya dibuat bingung oleh matematika, semakin bernafsu Ia untuk mempelajari matematika. Dan ketika dia sudah berhasil menemukan jawaban setelah berpayah – payah menghitung dan mencoba, senyum yang muncul dari wajahnya ibarat senyum bayi yang baru pertama kali melihat wajah kedua orang tuanya. Indah sekali tidak bisa dilukiskan oleh kata – kata pokoknya, ada yang seperti itu?hehe.. ada kok.

Kedua adalah tipikal orang biasa yang harus dijelaskan, diberi contoh dan diberikan latihan baru bisa paham matematika. Biasanya orang – orang seperti ini adalah tipe orang yang mencari aman dalam hidupnya. Kenapa? Karena ketika pelajaran berlangsung, sebenarnya dia tidak paham apa yang dijelaskan oleh gurunya tapi dia memilih untuk tetap diam memperhatikan. Meskipun demikian, berkat dia mendengarkan dan memperhatikan apa yang dijelaskan oleh gurunya itu, yang awalnya tidak paham akan menjadi paham seiiring dengan berjalannnya waktu. Yang paling menarik dari tipikal yang kedua ini adalah ketika sudah berhasil memahami matematika mereka akan berkata “oh ternyarta hanya gini doang” sambil mengangguk – anggukan kepalanya. Nggehhh…

Tipe yang ketiga adalah orang yang tidak butuh sama sekali untuk dijelaskan dan tidak butuh diberi latihan ketika  sedang belajar matematika. Orang seperti ini adalah orang yang dimana jiwa dan raganya akan secara otomatis menolak dengan segala macam hal yang terkait dengan matematika. Berbeda dengan yang kedua, tipikal ini tidak pernah mau untuk mendengarkan gurunya menjelaskan, mereka akan asyik dengan dunianya sendiri – sendiri. Dalam satu kasus ditemukan juga orang dengan tipikal seperti ini akan langsung pusing ketika melihat angka – angka atau symbol yang berkaitan dengan matematika. Namun kekurangan dari tipikal ini adalah mereka biasanya terdiri dari orang – orang yang cantik dan tampan. Sayang sekali tapi seperti itulah kenyataannya.

Tulisan diatas bukan bermaksud untuk merendahkan seseorang ataupun mengolok – olok orang. Juga tidak bermaksud untuk mengelompokkan dan menjudge orang berdasarkan kemampuan dan keterbatasan yang dimilikinya. Penulis sudah bahas ditulisan – tulisan sebelumnya tentang kelebihan manusia, tentang pilihan – pilihan hidup manusia dsb. Tulisan ini ditulis karena terdapat unsur ketidak sengajaan penulis dalam mencurahkan ide dan gagasannya. Apabila ada kesamaan nama, rasa dan pengalaman itu hanyalah kebetulan semata. Sekali lagi kepada yang tersinggung membaca tulisan ini penulis mohon maaf yang sebesar – besarnya karena penulis tidak sengaja menulis ini.    

  

 

 

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DALAM PRAMUKA: MENGGUNAKAN METODE YANG RELEVAN

Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi yang efektif untuk memenuhi kebutuhan beragam siswa, dan gerakan pramuka menawarkan berbagai ...