Minggu, 28 Februari 2021

Turunan menuju puncak

 


Setiap dari kita mempunyai cerita perjalanan hidup masing – masing. Ada yang diberikan kelapangan rizqi ada yang diberikan kekurangan. Ada pula yang diberikan kemudahan berinteraksi dengan ilmu ada pula yang yang diberikan enggan. Terkadang melihat fenomena ini manusia sering merasa unggul satu dengan lainnya  atau sebagian dari kita merasa rendah karena statusnya dibawah yang lainnya. Kita harus tahu bahwa alasan Allah SWT menempatkan posisi setiap manusia itu adalah hak prerogatifNya. Tidak ada yang tahu skenario Allah menempatkan kita di posisi lapang atau sempit, mudah atau sulit, mulia atau hina. Kita hanya diperintahkan untuk percaya (beriman) dan menjalaninya.

Kita harus pecaya akan ada pertolongan dan kasih sayang Allah saat kita dalam kondisi paling terpuruk dan terhina sehingga kita tetap kuat dan optimis menjalani kehidupan di dunia. Kita juga diminta percaya bahwa ada yang paling mulia dan paling perkasa saat kita dalam kondisi mudah dan bahagia sehingga kita tidak sombong dan lupa pada sesama.  Sudah berapa banyak kisah orang-orang sukses yang berawal dari kondisi terpuruk dan sudah berapa banyak kisah orang yang awalnya sukses namun susah pada akhirnya. Maka yakinlah seberat apapun proses hidupmu itu hanya bisa dihadapi olehmu. Belum tentu orang lain kuat menjalani kehidupanmu dan belum tentu nyaman menjalani kehidupan orang lain dalam kehidupanmu.

Matematika mengajarkan pada kita apabila ingin menemukan nilai puncak suatu fungsi, maka fungsinya harus diturunkan terlebih dahulu. Kitapun demikian, terkadang jika masih di zona nyaman, kita tidak bisa memunculkan potensi terbesar yang kita miliki. Namun jika dalam kondisi tidak ideal (banyak masalah, terpuruk dll) malah potensi terbesar kita akan muncul begitu saja. Maka jangan pernah putus asa dan jangan pernah berhenti percaya. Setiap usaha dan pengorbanan yang kita lakukan akan indah pada waktunya, kalau tidak di dunia ya di surga. Gunakan Allah sebagai keterpesonaan maka kita akan mempesona disetiap pandangan mata. Jangan gunakan skala manusia, karena manusia itu tempatnya salah dan lupa.  

Allah tidak akan memberikan ujian kecuali sesuai batas kemampuan hambanya. Lantas sekarang ini apa yang dapat membuat kita bersedih selain hilangnya kepercayaan kita terhadap Allah?. Dan juga sekarang ini apa yang bisa membuat kita bahagia selain saat kita sadar bahwa kasih sayang Allah begitu luas terhampar di depan mata?. Haha, ternyata bangku pendidikan  selama ini belum cukup untuk mengajarkan hal itu pada kita. Atau bisa jadi hati kita yang keras sehingga banyak sekali pengetahuan dan hikmah yang ada didalam otak kita namun tidak ada satupun yang masuk dalam hati kita.

Kamis, 25 Februari 2021

Bercermin




Kecenderungan dalam memilih teman tiap orang bermacam - macam. Kebanyakan teman yang kita punyai saat ini akan berasal dari lingkaran/circle yang sama. Bisa dari orang yang memiliki hobi yang sama, berasal dari sekolah yang sama, dari organisasi yang sama atau dari daerah yang sama. Terkadang hanya melihat dari temannya saja kita bisa tahu seperti apa gambarannya. Mengetahui kalau orang ini aktivis bisa melihat dari banyaknya teman aktivis yang dia punyai. Melihat orang itu suka bermusik dengan cara melihat banyaknya teman hobi bermusik yang dia punyai. Seperti apa gambaran teman kita, seperti itulah diri kita.

                Pahamilah teman kita sebagai cermin yang bisa memantulkan bayangan diri kita. Cermin yang kotor akan memantulkan bayangan yang kotor, tapi cermin yang bening akan memantulkan bayangan yang bening. Saat kita berteman dengan ahli ibadah, maka ahli ibadah akan menjadi bayangan diri kita. Sebaliknya jika berteman dengan ahli maksiat, maka ahli maksiat adalah bayangan yang kita punyai. Maka sangat mudah untuk menilai seseorang yaitu dengan cara melihat temannya. Cermin dalam matematika disebut refleksi. Refleksi dapat mengubah kedudukan suatu titik, garis dan bidang bergantung pada cermin yang digunakan. Misalnya titik yang koordinatnya positif jika dicerminkan dengan cermin y = -x  akan berubah menjadi  negatif.

                Seperti halnya refleksi, teman yang baik akan membawa kita pada kebaikan. Meskipun kita dalam keadaan buruk, berteman dengan teman yang baik akan mempermudah kita berubah menjadi baik. Kalau kita ingin menjadi baik tapi masih berteman dengan teman yang buruk akan mempersulit kita berubah menjadi baik. Bukanya dalam islam kita tahu bahwa seseorang itu bergantung dari agama temannya, maka hendanya seseorang memperhatikan siapa yang ia jadikan teman. Bahagialah jika memiliki teman yang baik, bisa jadi temanmu kelak yang akan membawamu ke surga. Dan bersabarlah jika temanmu masih belum baik, bisa jadi Allah menyiapkan pahala yang besar untukmu jika bisa merubah temanmu menjadi lebih baik.

               

 

                  

Kamis, 18 Februari 2021

Istimewa yang tak biasa

 


Manusia mempunyai sifat selalu ingin dipandang lebih istimewa dari yang lain. Ketika mempunyai rumah pasti ada keinginan didalam hati untuk memperindah rumah miliknya agar Nampak lebih istimewa. Ketika memakai pakaian lama pasti timbul keinginan untuk membeli baju baru dengan tujuan ketika dipakai dapat menambah keistimawan dirinya. Wajar apabila demikian karena itu manusiawi. Pasti sekecil apapun didalam hati manusia akan timbul keinginan untuk diistimewakan. Entah itu diistemawakan karena prestasinya, jabatan, kontribusi, harta dan lainnya. Namun haruslah disadari bahwa semua itu akan hilang saat ditinggal mati. Harta yang dibanggakan saat hidup tidak akan mengikuti sampai kuburan. Pun dengan jabatan dan atau kontribusi selama hidupnya juga tidak akan menemani sampai kuburan.

Seharusnya dalam hidup ini kita mulai mencari apa yang bisa membuat kita selalu istimewa. Istimewa yang akan abadi tidak akan pernah hilang walau dengan kematian.  Salah satu caranya adalah dengan mempelajari Al Quran dan mengajarkannya. Dengan Al Quran, kita bisa menjadi istimewa baik di dunia dan di  akhirat. Al Quran tidak akan meninggalkan kita saat kita meninggal, justru Al Quran dapat menjadi penolong kita saat kehidupan setelah kematian. Maka apabila di dunia kita menjaga Al Quran, di akhirat kelak Al Quranlah yang menjadi penjaga kita. Seperti perkataan salah seorang teman saya “jika kita meninggalkan barang maka barang itu menjadi sampah, jika kita meninggalkan Al Quran kitalah yang akan menjadi sampah.”

Dalam matematika apabila kita mencari bilangan istimewa tidak akan ditemukan. Berbeda ketika kita mencari dalam tema sudut. Di trigonometri kita mempelajari sudut istimewa. Dikatakan istimewa karena nilainya mudah untuk ditentukan menggunakan trigonometri. Ternyata sudut pun ada yang ingin diistimewakan. Mengapa manusia tidak ? sudut dikatakan istimewa jika nilainya mudah dihitung, untuk menjadi istimewa manusia pun juga ada syaratnya yaitu dengan mempelajari dan mengajarkan Al Quran. Dengan menghafal Al Quran kita akan otomatis mempelajari Al Quran. Maka, mulai dari diri kita dulu menjadi istimewa dengan menghafal Al Quran.

Banyak manfaat yang kita dapatkan ketika menjadi istimewa, sudut istimewa pun demikian. Sudut istimewa dapat membantu mengetahui nilai dari besar sudut yang tidak istimewa. Sehingga yang tadinya sudutnya biasa saja berubah menjadi agak istimewa karena dapat ditentukan nilainya dengan bantuan sudut istimewa. Begitu juga penghafal Al Quran, penghafal Al Quran dapat menjadikan orang-orang terdekatnya istimewa meskipun dari kalangan orang biasa saja. Bayangkan kelak ketika di akhirat kita dapat menarik orang tua kita ke syurga bersama – sama. Ayo jadi istimewa, istimewa yang tidak biasa, karena menjadi istimewa gunanya tidak di dunia saja, tapi juga di akhirat sana.    

 

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DALAM PRAMUKA: MENGGUNAKAN METODE YANG RELEVAN

Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi yang efektif untuk memenuhi kebutuhan beragam siswa, dan gerakan pramuka menawarkan berbagai ...