Kamis, 29 Maret 2018

ONMIPA-PT 2018: Road to be a competent Teacher !!



Guru yang berkompeten dibidangnya merupakan salah satu dari tiga karakter yang wajib dimiliki oleh guru Al Hikmah. Pada tanggal 21-22 Maret 2018 Mahasiswa prodi pendidikan matematika STKIP Al Hikmah Surabaya mengikuti Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Alam Perguruan Tinggi (ONMIPA-PT) yang diselenggarakan di GOR Hasta Brata Unipa Surabaya. Olimpiade tersebut diikuti oleh 49 perguruan tinggi yang terdiri dari 42 perguruan tinggi swasta dan 7 perguruan tinggi negri se jawa timur.
Tim Al Hikmah yang terdiri dari Sholeh (Pend. Matematika 2015), Ade (Pend. Matematika 2016), Imam (Pend. Matematika 2016), Syahid (Pend. Matematika 2016), Ghoni (Pend. Matematika 2017), Ruhul (Pend. Matematika 2017) dan Rosyid (Pend. Matematika 2017) harus berjibaku dengan 588 peserta lain untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Acara  dibuka pukul 09.00 WIB oleh ketua kopertis wilayah VII dan dilanjutkan mengerjakan soal serentak oleh seluruh peserta pukul 09.20 - 11.00 WIB.
Ada 5 materi yang diujikan dalam olimpiade tersebut, 2 materi diujikan dihari pertama dan 3 materi diujikan dihari selanjutnya. Jadi, dalam sehari peserta bergelut dengan soal-soal dan hanya keluar ke kamar mandi. Untunglah panitia memberikan waktu istirahat selama 20 menit yang bisa kami guakan untuk menyegarkan pikiran . Sebagai guru pejuang kami tidak sepantasnya untuk berkeluh kesah dan menyerah, kami tetap berjuang sampai titik darah penghabisan.
Untuk mempersiapkan hal tersebut, kami berikhtiayar dengan cara melakukan intensive learning dibawah bimbingan langsung dari ustadz azhar. Kami belajar setelah ashar sampai pukul 17.00 WIB Selama sepekan sebelum hari H. Singkat memang, namun kami sangat terbantu karena ustadz azhar senantiasa menemani kami mulai hari pertama sampai keberangkatan kami. Sungguh pengalaman yang berharga khususnya bagi mahasiswa tingkat pertama yang belum pernah mengikuti olimpiade ini sebelumnya. Kedepannya, mereka harus mempersiapkan lebih awal agar hasil yang diporoleh maksimal.  
ONMIPA ini merupakan salah satu cara agar bisa menjadi guru yang mempunyai kompetensi dan berkualitas dibidangnya. Untuk itu, mari kita meningkatkan daya juang, ik kita agar kelak kita tidak hanya menjadi sekedar guru yang mengajar di kelas tapi guru yang berkompeten, da’i dan berprestasi. Wassalamualaikum wr. Wb.
                                                                                                              Surabaya, 30 Maret 2018


Senin, 26 Maret 2018

Konsep Ketakhinggaan


            Salah satu pembahasan dalam ilmu matematika adalah konsep ketakhinggaan. Dimana konsep ini dapat membuktikan bahwa akal manusia itu terbatas. Simak ilustrasi berikut ini : Misalkan, 0/0 = tak hingga, mengapa? Karena Semua angka yang dikalikan dengan 0 hasilnya tak hingga, misalkan 1,2,3,4,5,...... x 0 = 0. Titik-titik tersebut untuk menggambarkan masih ada angka lagi setelah angka 5 baik itu 6 , 60, 100, 1000, 10.000 dan seterusnya sampai tak berhingga itulah yang dinamakan konsep ketakhinggaan.
Untuk menggambarkan keadaan tersebut sampai sekarang manusia tidak dapat mengimplementasikan bilangan tak hingga tersebut akan berahir dimana. Ini yang membuktikan ilmu pengetahuan manusia mempunyai keterbatasan yang banyak dan juga manusia masih ada yang mengedepankan akalnya. Mereka memilih tidak mempercayai tuhan. Padahal kecerdasan yang mereka bangga-banggakan itu hakekatnya terbatas dan sangat kurang jika dibandingkan dengan kuasa tuhan.
Apalah artinya ilmu pengetahuan jika tidak diiringi dengan iman. Banyak ilmuan di dunia ini yang mempunyai kecerdasan intelektual yang tinggi namun rendah kadar keimanannya. Ilmu yang mereka miliki digunakan untuk tujuan yang bersifat duniawi dan hanya memuaskan nafsunya semata. Akibatnya, kerusakan dan kejahatan masih banyak terjadi di bumi kita tercinta ini padahal teknologi dan ilmu pengetahuannya berkembang pesat.
Jika kita bandingkan zaman kita sekarang ini dengan zaman para sahabat-sahabat nabi dulu akan timbul perbedaan yang sangat signifikan. Mereka tinggal dilingkungan jahiliyyah dimana ilmu pengetahuan saat itu diposisi paling rendah dalam kehidupannya. Otomatis jika ilmu pengetahuan tidak berkembang maka teknologi yang memudahkan urusan kita tidak mungkin ada. Namun, mengapa mereka tetap bahagia walaupun harus berjalan ber mil-mil dibawah terik matahari dan diatas pasir pinggiran arab yang membakar  untuk memenuhi perintah allah dan rasulnya? Saat itu pula tidak ada yang saling berperang karena menperebutkan makanan malah sebaliknya, mereka merelakan saudaranya untuk makan meskipun keadaannya sedang sekarat karena kelaparan.  
Rahasianya adalah iman. Walaupun mereka tertinggal dalam segi ilmu pengetahuan dan teknologi namun mereka mempunyai iman yang membuatnya selalu bahagia. Imanlah yang membuat rasa lapar mereka menjadi nikmat, rasa panas saat mereka berjalan dipadang pasir menjadi nikmat dan kelak iman itulan yang menjadikan mereka berilmu dan mempunyai teknologi sangat canggih pada zamannya.
Kini ilmu pengetahuan dan teknologi telah didapatkan namun iman masih kurang dalam kedua hal ini. Apalagi mereka yang kini memiliki kedudukan sebagai negara adidaya yang teknologinya tercanggih dimuka bumi ini namun mereka tidak punya iman dihatinya. ingatlah secanggih-canggihnya teknologi dan ilmu pengetahuan mereka tidak akan dapat mengalahkan Allah yang menganugrahkan teknologi tercanggih yang pernah dimiliki manusia yaitu akal dan keimanan. Maka, selalu iringi ilmu pengetahuan dengan iman agar allah memberikan nikmatnya dari arah yang tidak disangka-sangka.
                                                                                                                Suabaya, 26 Maret 2018

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DALAM PRAMUKA: MENGGUNAKAN METODE YANG RELEVAN

Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi yang efektif untuk memenuhi kebutuhan beragam siswa, dan gerakan pramuka menawarkan berbagai ...