Jumat, 11 Juni 2021

usaha



Sebuah pencapaian seseorang biasanya dikaitkan dengan seberapa besar usaha yang telah dilakukan, saya agak tidak setuju dengan konsep seperti ini. Misalkan ada seorang yang sudah bisa beli rumah di usia 30 an lalu berucap “ini adalah hasil jerih payahku selama ini.” Contoh lain, seorang pengusaha memiliki omset milyaran di usia tuanya, lalu berkata “capaian ini saya dapatkan karena saya memulai usaha sejak lulus SD” dll. Memang realitanya jika ingin kaya ya harus usaha, jika ingin sukses ya harus kerja keras tapi ada satu hal yang harus diubah jika kita sebagai seorang muslim memulai usaha.

Sebagai seorang muslim harus berkeyakinan bahwa rezeki, jodoh, kematian sudah ditetapkan Allah kepada seluruh hambanya sesuai kadar masing-masing. Ketika seseorang muslim memutuskan untuk mulai usaha, hakekatnya dia bukan percaya bahwa kemampuannya akan menghantarkannya kepada kesuksesan. Tapi ketika seorang muslim mulai usaha hakekatnya dia sedang mempersiapkan penyambutan terhadap pertolongan Allah SWT. Kadang kita salah sangka, disaat usaha kita mengalami kegagalan hanya yang nampak luar saja yang dievaluasi. Padahal ada sesuatu tidak nampak yang bisa jadi menjadi penyebab kegagalan itu, yaitu kualitas iman kita. 

Kalau kita dalami ilmu matematika, kita akan menemukan salah satu cabang dari matematika yaitu codding / pemrograman. Misal didalam sebuah aplikasi yang sedang kita mainkan di HP kita itu tanpa disadari terdiri dari ratusan coding yang berjalan lho. Hanya saja kita itu hanya mengetahui tampak tampilan luarnya saja, padahal coding menjadi elemen terpenting dari sebuah aplikasi. Jika ada satu saja koding yang eror pasti tampilan luarnya pun juga ikut eror. Yang dapat memperbaiki hanyalah yang mengerti bahasa koding, tugas kita hanya menyampaikan komplain ke yang bersangkutan. Seperti itulah seharusnya saat kita menjalani proses usaha, kita hanya tahu tampak luarnya saja, yang lebih dalam mengetahui hanya Allah SWT. Maka yang bisa kita lakukan adalah percaya dan mempersiapkan datangnya pertolongan dariNya. 

Tidak harus memiliki kompetensi untuk meyakinkan seorang muslim memulai usaha. Pertolongan Allah pasti datang, apalagi jika kita sudah menyambut pertolongan itu dalam bentuk usaha yang kita lakukan. Jika semua pengusaha seperti ini, Tidak akan ada pengusaha yang sombong dan tidak ada lagi pengusaha yang tidak peduli dengan sesama. Ayo mulai usaha bukan melihat seberapa tinggi peluang yang ada tapi karena murni ingin mempersiapkan penyambutan pertolongan dari allah dengan sebaik-baiknya. Marketing, analisis SWOT dan modal nanti dulu dipikirkan, pertama yang harus dilakukan adalah perbaiki kualitas iman.

 


PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DALAM PRAMUKA: MENGGUNAKAN METODE YANG RELEVAN

Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi yang efektif untuk memenuhi kebutuhan beragam siswa, dan gerakan pramuka menawarkan berbagai ...